Proses belajar berlangsung dalam
suasana lingkungan merupakan hasil komposisi dimensi ruang dan waktu, disertai
fasilitas pembelajaran dan suasana psikologis. Lingkungan yang bising dan ramai
tentu kurang cocok untuk belajar karena kebisingan dan keramaian dapat
mengganggu konsentrasi anak didik. Namun lingkungan yang terlalu sunyi dan
senyap kurang cocok untuk belajar karena akan membuat anak didik mudah
mengantuk dan mudah bosan. Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif, kita
perlu melakukan penataan fasilitas belajar-mengajar yang meliputi: perabotan,
pencahayaan, alat bantu visual, tata letak, temperatur, tanaman, kenyamanan,
dan suasana hati.
- PERABOTAN
Pada umumnya kelas terdapat ada
lemari, kursi, rak buku, meja, papan tulis, alat peraga, dan lain-lain. Perabot
tersebut hendaknya ditata sebaik mungkin, sehingga ruang kelas terlihat
teratur. Kebersihannya juga harus diperhatikan. Jangan lupa sediakan kotak
sampah di kelas masing-masing. Biasakan siswa membuang sampah di tempat sampah.
- PENCAHAYAAN
Ruang kelas harus cukup terang,
sehingga cukup memfasilitasi mata untuk membaca buku maupun tulisan di papan
tulis dengan jelas. Usahakan ruang kelas yang mempunyai jendela banyak,
penerangan cahaya matahari cukup untuk kelas. Sediakan lampu menerangkan kelas
di kala sore hari, malam hari atau hari mendung/hujan.
- ALAT BANTU VISUAL
Alat bantu visual terdiri dari
papan tulis, papan tempel, alat peraga, OHP, dan lain-lain. Semuanya itu
hendaknya ditempatkan secara teratur, digunakan secara tepat, dan disimpan
kemblai secara aman.
- TATA LETAK
Meja dan kursi merupakan sarana
pokok siswa untuk duduk, membaca, menulis, dan menggambar. Fungsi itu harus
diusahakan maksimal. Tata letaknya diubah-ubah sesuai dengan situasi. Bagi
sekolah SLB/B, format meja dan kursi adalah melingkar. Format ini berguna untuk
memudahkan proses belajar mengajar, yaitu antar siswa maupun siswa-guru dapat
saling memperhatikan, menatap dan berkomunikasi. Pada saat ulangan, meja
sebaiknya diubah menjadi format baris-barisan, hal ini untuk menghindari resiko
anak yang suka menyontek soal-soal ulangan.
- TEMPERATUR
Temperatur ruang kelas harus
sejuk, idealnya adalah 24 derajat Celcius. Disertai sirkulasi udara yang baik,
sehingga ruang kelas tidak terasa gerah. Sirkulasi udara yang tidak baik dapat
menyebabkan ruangan kekurangan oksigen. Bila hal ini dibiarkan, akan
mengakibatkan murid mudah mengantuk, pusing, kurang konsentrasi dan tidak
semangat belajar. Bagi sekolah yang ada di daerah panas sebaiknya dipasang
kipas angin atau AC.
- TANAMAN
Adanya tanaman bunga dalam pot di
ruang kelas dan vas bunga dimeja guru, akan menambah keindahan kelas. Selain
itu okesigen yang dihasilkan tanaman itu juga bermanfaat menambah kesegaran
udara di ruang kelas tersebut.
- KENYAMANAN
Selain meperhatikan sirkulasi
udara, ruang kelas sebaiknya dihindari dari udara yang berbau tidak sedap,
misalnya: kaos kaki siswa, bau air selokan atau sungai, bau kolam, dan sampah.
Usahakan udara di kelas tetap segar. Guru dan murid boleh memakai parfum atau
deodorant, bagi yang bau keringatnya.
- SUASANA HATI
Kegiatan belajar-mengajar akan
lebih efektif apabila didukung suasana hati yang riang gembira (menyenangkan).
Dengan demikian suasana belajar tidak menimbulkan stress dan ketegangan pada
siswa. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan suasana hati tersebut.
Guru yang menampakkan ekspresi murung, sedih, dan marah-marah, semua ini akan
mempengaruhi siswanya.
- HUBUNGAN SIKAP TUBUH DAN PIKIRAN
Pembelajaran yang efektif
merupakan hasil interaksi seluruh tubuh dan pikiran. Untuk mencapai hasil
belajar yang baik, dituntut sikap tubuh yang baik pula. Misalnya: membaca
sambil tiduran tentu kurang baik hasilnya daripada membaca dengan duduk tegak.
Pada waktu menulis, mata siswa jangan terlalu dekat dengan bukunya. Semua hal
ini akan merusak mata dan tubuh. Ciptakan suasana senang dan minat yang besar
terhadap apa yang dipelajari.
0 komentar:
Posting Komentar