Jumat, 18 Desember 2009

PENTINGNYA MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DIDIK YANG TUNARUNGU

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan bisa dilihat dari adanya perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama meskipun kembar atau memiliki kemiripan. Pada hakekatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Di samping itu, setiap individu adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tidaklah sama.

Oleh karena itu, kita hendaknya memiliki yang mendalam tentang psikologi perkembangan anak tunarungu. Ini akan berguna supaya kita bisa mendekati dan memahami anak tunarungu kita dalam berbagai hal. Seorang guru hendaknya memiliki pemahaman psikologi perkembangan anak tunarungu.

Dengan adanya pemahaman terhadap peserta didik yang tunarungu, akan mewujudkan keberhasilan dalam proses pendidikan. Guru diperlukan memiliki pemahaman yang benar terhadap psikologi perkembangan ini. “Peserta didik yang tunarungu berada di wilayah berbeda dan mereka adalah bagian dari satu generasi dan punya cara sendiri untuk merasakan suatu hal”.

Mengapa mempelajari perkembangan anak tunarungu itu penting? Mengapa kita perlu mempelajari mereka? Masa anak-anak merupakan fase penting dalam kehidupan manusia. Anak tunarungu ini akan berkembang sebagaimana anak-anak lainnya, dan ada sebagian berkembang dengan cara berbeda. Kita sering melihat keunikan anak tersebut.

Umumnya, para psikolog yang mempelajari perkembangan sering sekali tertarik pada karakteristik yang di miliki anak-anak, demikian pula guru juga harus bisa mengelola dan mendidik anak tunarungu. Kita sendiri pernah mengalami dan melalui masa anak-anak, bermain-main, menambah kosa kata dan merangakai kalimat di saat sekolah, sehingga sampai sekarang kita bisa menjadi bebas.

Pada manusia, perkembangan yang paling menarik untuk diamati ialah pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada seorang anak. Di mana proses tumbuh dan kembang ini berlangsung terus menerus sejak masa konsepsi hingga masa remaja.

Perkembangan ialah pada perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dimulai sejak lahir hingga akhir usia (di masa tua). Perkembangan di sini diartikan sebagai bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, berbicara atau berbahasa, serta kemampuan sosialisasi. Bila disederhanakan, perkembangan adalah bertambah pintarnya kemampuan sel-sel.

Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini. Artinya, pengajaran terhadap siswa harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak tersebut sehingga tidak terlalu sulit, terlalu menegangkan, dan menjemukan. Pendidikan SLB berbeda dengan pendidikan pada umumnya. Begitu juga pengajaran SDLB dan dengan SMPLB.

Pola perkembangan anak sendiri merupakan pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses yaitu proses biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

Proses Biologis
Proses biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Faktor ras, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik serta kelainan kromosom akan memerankan penting proses ini. Ini berarti proses biologis yang melandasi perkembangan otak, berat, dan tinggi badan, perubahan dalam kemampuan gerak, dan perubahan hormonal di masa puber.

Proses Kognitif
Proses kognitif merupakan aktivitas yang memerlukan perolehan atau pengungkapan pengetahuan (struktur), yaitu perubahan dalam pemikiran, inteligensi, dan bahasa anak. Proses ini terdiri dari dua tingkat yaitu representasional dan eksekutif. Penting membicarakan kemampuan individu dalam mengungkapkan informasi tentang lingkungan di dalam otak dan kemampuan untuk melakukan dengan menggunakan pengetahuannya. Proses kognitif merujuk pada kesadaran yang dimiliki individu tentang daya pikir dan nalar mereka. Proses perkembangan kognitif memampukan anak untuk merangkai kalimat yang bermakna, mengingat puisi, memecahkan persoalan-persoalan mata pelajaran, dan sebagainya.

Proses Sosio-emosional
Proses sosio-emosional adalah perubahan dalam anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Misalnya: interaksi dalam keluarga, perkembangan sosial, dan kepribadian, pembentukan suatu subkultur yakni budaya kaum tunarungu. Perkembangan sosio-emosional berkaitan dengan prestasi akademik. Perkelahian anak, perkembangan inteligensi anak, dan persahabatan anak merupakan perkembangan sosio-emosional.

Memahami perkembangan anak didik yang tunarungu akan membuat guru makin bijak dalam pendidikan tunarungu. Semua anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda, begitu pula dengan kecenderungan atau potensi dan bakatnya. Penyikapan yang benar terhadap perkembangan dan perbedaan anak ini akan membuat anak didik yang tunarungu akan nyaman dalam belajar karena merasa dihargai dan dihormati hak-hak dan kemampuannya.

Pernahkah anda memperhatikan seorang bayi atau balita yang meneliti dengan seksama sebuah mainan yang baru? Mainan yang baru merupakan benda asing baginya. Dia memasukkannya ke dalam mulut untuk mengetahui rasanya. dia menggoyah-goyahkannya, mengangkatnya, dan memutarkannya perlahan-lahan, sehingga bisa melihat bagaimana setiap sisinya. Dia menempelkan mainan ke telinga, menjatuhkan ke tanah, lalu mengambil kembali dan membongkarnya.

Proses ini disebut belajar secara menyeluruh (Global Learning). Global learning merupakan cara alamiah bagi seorang manusia untuk mempelajarinya, yaitu menyerap berbagai fakta. Peranan guru sangat fundamental terhadap masa ini, agar setiap anak mampu menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Mereka akan dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, dan dapat mencapai serta melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.

Berbagai sumber

1 komentar:

berto mengatakan...

Menarik memang mempelajari psikologi anak tunarungu. satu hal yang menjadi pertanyaan saya, dimana khas dari tulisan ini untuk mendalami psikologi perkembangan anak tnarungu? kalau boleh saya bertanya, setelah membaca tulisan ini, muncul sebuah pertanyaan yang mendasar bagi saya yakni: bagaimana cara mendampingi anak tunarungu pada usia dini? dalam arti memperlakukan anak dalam taraf-taraf yang disebutkan diatas. Taraf biologis, taraf kognitif dan taraf sosio-emosionalnya? karena tidak banyak orang tua yang tahu dan karenanya ingin tahu apa yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan tara-taraf tersebut (khususnya pada taraf kognitifnya). terima kasih

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons